Kamis, 20 November 2014

peraturan bermain futsal

peraturan bermain futsal

Penentuan Pemenang

Gol terjadi jika secara keseluruhan, bola melewati garis gawang di antara kedua tiang gawang dan di bawah mistar. Gol baru dianggap sah jika bola itu tidak dilempar, dibawa dengan tangan atau menyentuh tangan seorang pemain dari tim yang sedang menyerang. Dalam hal ini, kiper termasuk yang dilarang.

Tim pemenang. Tim yang dianggap menang adalah yang mencetak gol lebih banyak selama pertandingan. Jika kedua tim mencetak gol dalam jumlah yang sama atau samasekali tidak mencetak gol, pertandingan berakhir dengan kedudukan seri.
Aturan khusus
FIFA memberikan sejumlah kelonggaran untuk tiap-tiap kompetisi, apakah akan melakukan perpanjangan waktu atau prosedur lainnya untuk menentukan pemenang pertandingan.



Pelanggaran.Di pertandingan futsal, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pemain selama pertandingan. Ini menyangkut teknik dan nonteknik. Sebagai hukuman, kepada tim lawan akan diberikan tendangan bebas. Wasit memiliki kekuasaan mutlak untuk menentukan apakah yang dilakukan pemain termasuk jenis pelanggaran atau bukan.
Secara garis besar, ada dua jenis pelanggaran yakni pelanggaran berat dan ringan.
Pelanggaran berat:

* Menendang atau mencoba menendang lawan.
* Mengganjal atau mencoba mengganjal lawan.
* Melompat kepada lawan.
* Menyerang lawan, meski hanya menggunakan bahu.
* Memukul atau mencoba memukul lawan.
* Mendorong lawan.
* Memegangi lawan.
* Meludahi lawan.
* Memegang bola secara sengaja.


Pelanggaran ringan. Seorang kiper memegang bola dari rekan setimnya tanpa terlebih dulu disentuh lawan. Seorang kiper menguasai bola lebih dari empat detik, kecuali jika dia melakukan itu di daerah lawan.

Bermain dalam kategori membahayakan.

* Menghalang-halangi lawan yang tidak sedang menguasai bola.
* Mencegah kiper lawan melepaskan bola.
* Menyentuh bola dengan tangan secara tidak sengaja.

Fool Dan Kartu




Kartu kuning. Secara individu, seorang pemain yang melakukan pelanggaran akan diberi peringatan. Salah satunya berbentuk pemberian kartu kuning. Itu diberikan jika:
Pemain bersalah melakukan hal tidak sportif.

* Mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
* Tetap melakukan pelanggaran meski telah diberi peringatan.
* Mengulur-ngulur waktu dimulainya kembali pertandingan.
* Melanggar jarak saat tendangan hukuman berlangsung.
* Melanggar prosedur pergantian pemain.
* Sengaja meninggalkan lapangan tanpa seizin wasit.

Kartu merah. Seorang pemain yang diberikan kartu merah, diharuskan untuk meninggalkan lapangan pertandingan dan tidak diperbolehkan bermain lagi.
Kartu merah diberikan jika:

* Bersalah, bermain sangat kasar.
* Bersalah, berkelakuan kasar.
* Meludahi lawan atau orang lain.
* Menghalangi gol yang dibuat tim lawan dengan menggunakan tangan.
* Secara jelas menggagalkan secara ilegal kesempatan lawan untuk mencetak gol.
* Menggunakan kata-kata yang bersifat menghina.
* Menerima kartu kuning kedua.

Ketentuan khusus
Ada satu peraturan khusus yang sangat berbeda dengan sepak bola perihal kartu merah. Di futsal, tim yang pemainnya terkena kartu merah berhak memasukkan pemain pengganti dua menit setelah kartu merah diberikan, kecuali sebelum dua menit itu terjadi sebuah gol. Jika gol terjadi, maka wasit berpatokan pada ketentuan sebagai berikut:

* Jika posisi lima melawan empat pemain, dan tim dengan pemain lebih banyak mencetak gol sebelum dua menit, maka tim dengan jumlah pemain lebih sedikit berhak memasukkan pemain.
* Jika posisi empat lawan empat dan tercipta gol, pertandingan akan tetap dilanjutkan dengan jumlah itu.
* Jika posisi lima lawan tiga atau empat lawan tiga, dan tim dengan pemain lebih banyak mencetak gol sebelum dua menit, tim dengan tiga pemain hanya berhak memasukkan satu pemain tambahan.
* Jika posisi tiga lawan tiga dan tercipta gol, pertandingan akan tetap dilanjutkan dengan jumlah itu.
* Jika tim yang lebih sedikit mencetak gol sebelum dua menit, pertandingan dilakukan tanpa menambah jumlah pemain.

Senin, 17 November 2014


Penanganan Terkini TBC Pada Anak

TBC pada anak bukanlah penyakit yang menular karena kuman hanya berkembang biak di kelenjar paru-paru jadi tidak terbuka. Hal itu tentu sangat berbeda dengan TBC pada orang dewasa yang bisa menular melalui kontak udara maupun badan dengan penderita.
Anak dengan kondisi gizi buruk atau memiliki sistem imunitas yang lemah sangat rentan untuk tertular kuman TBC. Untuk upaya pencegahan lebih dini agar anak tidak terinfeksi kuman TBC, maka disarankan kepada orang tua untuk memberi vaksin BCG pada anak, terutama setelah dilahirkan.
TBC pada anak bisa berbahaya kalau tidak ditanggulangi dengan benar, karena kuman yang masuk ke saluran napas dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti selaput otak, hati, ginjal, tulang. Namun, selama daya tahan tubuh anak dalam keadaan baik maka kuman TBC akan berdiam diri dan baru bereaksi ketika daya tahan anak menurun.
Penanganan terkini TBC pada anak dimulai dari diagnosis TBC pada anak. Namun sebenarnya sangat sulit untuk dapat mendiagnosa Tuberculosis yang menyerang anak-anak yang lebih kecil. Padahal diagnosis tepat TBC sangatlah penting untuk menemukan adanya Mycobacterium tuberculosis yang hidup dan aktif dalam tubuh anak yang diduga TBC. Caranya yang paling mudah adalah dengan melakukan tes dahak. Namun hal itu tidak bisa dilakukan dengan uji dahak, karena anak yang menderita TBC biasanya tidak mengalami batuk berdahak. Untuk itu dilakukan cara lain untuk mendiagnosis kuman TBC pada anak, yakni melalui gambaran klinis, foto rontgen dada dan uji tuberculin atau uji mantoux. Jika mengandalkan hasil foto rongent dada, maka tidak akan ditemukan diagnosa yang tepat karenanya perlu dilakukan uji tuberculin. Nah, jika hasil Uji Tuberkulin positif, maka hal tersebut menunjukkan adanya infeksi TB.
Untuk itu, biasanya dokter akan menerapkan penanganan terkini TBC pada anak, yakni mengharuskan anak yang terinfeksi TBC untuk menjalani pengobatan TBC menggunakan tiga macam obat, yaitu INH, Rifampicin dan Pirazinamide. Pemberian obat INH dan Rifampicin selama dua bulan, dan Pirazinamide selama empat bulan, sehingga minimal pemberian obat sama dengan orang dewasa, yaitu enam bulan.
Selain mengetahui tentang penanganan terkini TBC pada anak, masyarakat juga harus memahami bahwa Penyakit TBC merupakan penyakit infeksi yang artinya, pasti ada sumber penularnya. Jadi, apabila kita mendapati seorang anak menderita TB aktif, maka langkah efektif yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran TBC kepada anggota keluarga yang lain adalah dengan memeriksa seluruh anggota keluarga dan orang dewasa lain yang memiliki kontak dekat dengan si anak yang menderita TB aktif. Hal itu berguna untuk mencari sumber penularan TBC, dan jika sudah ketemu maka penderita harus segera diobati, agar rantai penularan dapat dihentikan sedini mungkin.

Begini main FUTSAL...3gp